Beranda | Artikel
Menggabungkan Niat Salat Rawatib dan Tahiyatul Masjid Syaikh Shalih al-Ushaimi #NasehatUlama
Kamis, 19 Januari 2023

Salat Sunah mencukupi untuk Salat Tahiyatul Masjid
tapi tidak sebaliknya.
Salat Sunah mencukupi untuk Salat Tahiyatul Masjid,
tapi tidak sebaliknya.

Jadi, barang siapa yang memasuki masjid
dan ingin duduk di dalamnya,
lalu dia berniat Salat Sunah Rawatib,

seperti Salat Sunah Fajar (Qobliyah Subuh) dua rakaat sebelum mengerjakan Salat Subuh,
maka Salat Sunah Rawatib tersebut
sudah mencukupi untuk Salat Tahiyatul Masjid.

Adapun jika dia berniat Salat Tahiyatul Masjid saja,
maka salat itu tidak cukup baginya untuk Salat Sunah Rawatib.

Andaikata dia masuk masjid lalu berniat untuk Salat Tahiyatul Masjid
tanpa berniat Salat Rawatib,
maka dia dianggap hanya melakukan Salat Tahiyatul Masjid
dan belum melakukan Salat Rawatib.

Yang paling sempurna adalah berniat Salat Rawatib
dan menggabungkannya dengan Salat Tahiyatul Masjid,
sehingga sunah yang kecil tercakup dalam sunah yang besar.

Kedua salat tersebut tercukupi dengan salat dua rakaat.
Kedua salat tersebut tercukupi dengan salat dua rakaat,
maka orang yang masuk masjid setelah azan subuh
bisa salat dua rakaat yang diniatkan

untuk Salat Rawatib Subuh (Qobliyah Subuh)
dan menggabungnya dengan niat untuk Salat Tahiyatul Masjid,
sehingga pahalanya lebih besar dengan adanya dua niat tersebut.

=====

وَتُجْزِئُ السُّنَّةُ عَنْ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ

وَلَا عَكْسَ

وَتُجْزِئُ السُّنَّةُ عَنْ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ

وَلَا عَكْسَ

فَمَنْ دَخَلَ الْمَسْجِدَ

مُرِيدَ الْجُلُوسَ فِيهِ

فَنَوَى أَنْ يُصَلِّيَ رَاتِبَةَ الْفَرْضِ

كَرَكْعَتَي الْفَجْرِ قَبْلَ فَرْضِهِ

فَإِنَّ صَلَاةَ السُّنَّةِ الرَّاتِبَةِ

تُجْزِئُ عَنْ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ

أَمَّا لَوْ نَوَى تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ فَقَطْ

فَإِنَّهَا لَا تُجْزِئُهُ عَنِ السُّنَّةِ الرَّاتِبَةِ

لَوْ قُدِّرَ أَنَّهُ دَخَلَ نَاوِيًا صَلَاةَ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ

دُونَ الرَّاتِبَةِ

فَالَّذِي وَقَعَ مِنْهُ هُوَ تَحِيَّةُ الْمَسْجِدِ

وَلَمْ تَقَعْ مِنْهُ الرَّاتِبَةُ

وَالْأَكْمَلُ أَنْ يَنْوِيَ الرَّاتِبَةَ

وَيُدْرِجَ مَعَهَا تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ

فَتَنْدَرِجُ السُّنَّةُ الصُّغْرَى فِي السُّنَّةِ الْكُبْرَى

وَتَكْفِى عَنْهُمَا صَلَاةُ رَكْعَتَيْنِ

وَتَكْفِى عَنْهُمَا صَلَاةُ رَكْعَتَيْنِ

فَالدَّاخِلُ الْمَسْجِدِ بَعْدَ أَذَانِ الْفَجْرِ

يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يَنْوِي بِهِمَا

رَاتِبَةَ الْفَجْرِ

وَيُدْرِجُ نِيَّةَ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ

فَيَعْظُمُ أَجْرُهُ بِاجْتِمَاعِ النِّيَّتَيْنِ


Artikel asli: https://nasehat.net/menggabungkan-niat-salat-rawatib-dan-tahiyatul-masjid-syaikh-shalih-al-ushaimi-nasehatulama/